Business

Ujian Nasional Versi Baru Berbasis Mata Pelajaran, Ini yang Diujikan

Jakarta, 13 April 2025 – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan format baru Ujian Nasional (UN) yang akan mulai diterapkan tahun ajaran 2025/2026. Berbeda dari sistem sebelumnya, ujian ini akan kembali berfokus pada mata pelajaran utama, bukan sekadar asesmen berbasis kompetensi literasi dan numerasi seperti dalam Asesmen Nasional.

Langkah ini diambil sebagai bagian dari penyempurnaan sistem evaluasi pendidikan, agar lebih proporsional dalam menilai capaian siswa sekaligus tetap relevan dengan kebutuhan kurikulum dan dunia kerja ke depan.

Format Ujian Nasional Versi Baru

Ujian Nasional versi terbaru ini akan mengujikan mata pelajaran inti sesuai jenjang pendidikan. Sistem pelaksanaannya akan tetap menggunakan basis digital (CBT/Computer Based Test) namun dengan pendekatan yang lebih tematik dan kontekstual.

Berikut adalah mata pelajaran yang diujikan:

Untuk jenjang SMP:

  • Matematika
  • Bahasa Indonesia
  • Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
  • Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Untuk jenjang SMA/MA:

  • Matematika
  • Bahasa Indonesia
  • Bahasa Inggris
  • Satu mata pelajaran sesuai jurusan:

    • IPA: Fisika, Kimia, atau Biologi
    • IPS: Ekonomi, Sosiologi, atau Geografi
    • Bahasa: Sastra Indonesia, Antropologi, atau Bahasa Asing lainnya

Untuk SMK:

  • Matematika
  • Bahasa Indonesia
  • Bahasa Inggris
  • Produktif Keahlian (sesuai jurusan SMK)

Ujian ini akan dilaksanakan pada semester akhir, dan hasilnya akan menjadi bagian dari syarat kelulusan serta bahan pertimbangan masuk perguruan tinggi, meski bukan satu-satunya penentu.

Tujuan Perubahan

Kemendikbudristek menyatakan bahwa perubahan ini bertujuan untuk:

  • Meningkatkan relevansi evaluasi pendidikan dengan bidang studi yang diajarkan.
  • Memberikan porsi seimbang antara penguasaan materi dan kompetensi berpikir kritis.
  • Menjadi refleksi pembelajaran sesungguhnya, bukan sekadar hafalan atau drill soal.

“Ujian ini bukan kembali ke masa lalu, tapi menggabungkan nilai baik dari UN dan Asesmen Nasional. Kami ingin ujian menjadi bagian dari proses belajar, bukan momok,” ujar Kepala Pusat Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek.

Reaksi Masyarakat

Kebijakan ini mendapat berbagai reaksi dari kalangan guru, orang tua, dan siswa. Sebagian mendukung karena dianggap lebih fokus dan adil. Namun ada pula yang khawatir beban belajar siswa akan meningkat karena tekanan ujian berbasis mata pelajaran kembali hadir.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah berencana memberi pelatihan kepada guru serta menyediakan simulasi ujian bagi siswa mulai akhir 2025.


Kesimpulan
Ujian Nasional versi baru yang berbasis mata pelajaran ini diharapkan menjadi jembatan antara evaluasi akademik dan kompetensi nyata yang dibutuhkan siswa di masa depan. Dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan adaptif, sistem ini diharapkan tidak hanya mengukur hasil belajar, tetapi juga membentuk karakter dan pola pikir kritis siswa.

Tinggalkan Balasan